Sabtu, 02 Mei 2015

Teori Evolusi Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu manajemen dan isi pembahasan di dalamnya pasti ada yang namanya evolusi teori manajemen beserta tokoh-tokoh yang mencetuskan pendeketan tersebut, jadi dalam hal ini kita perlu mengetahui dan mempelajari perkembangan teori manajemen.
Oleh karena itu makalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi (Neo Klasik) dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Pembahasan dan perkembangan teori-teori manajemen sangat dibutuhkan untuk memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Karena itu, sebelum mengetahui manajemen alangkah baiknya kita perlu mengkaji ulang teori evolusi manajemen yang ada.




1.2 Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas manajemen umum
2.      Menjelaskan teori manajemen klasik menurut beberapa ahli
3.      Menjelaskan teori manajemen manusiawi (Neoklasik) menurut beberapa ahli
4.      Menjelaskan teori manajemen modern menurut beberapa ahli
5.      Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan manajemen dengan nyata baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Awal Pemikiran Manajemen
          Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:
(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." 
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
2.2     Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata menus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi katamanager yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan kata benda management danmanger untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manajemen diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Beberapa ahli, berbeda pandangan mengenai pengertian manajemen, di antaranya :
a.       John D. Millet (1954)
Membatasi manajemen sebagai suatu proses pengarahan, dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b.   A. Sanusi
Manajemen adalah merupakan suatu sisitem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional.
c.     Paul Hersay & Kenneth H Blanchard (1998 : 144)
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
d.      Sudjana (2007 :77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapaa orang yang dalam organisasi dan diberi untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengacu pada batasan manajemen yang telah dideskripsikan di atas dan terlepas dari sudut mana para ahli memberikan batasan, maka manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Istilah manajemen dalam kaitannya dengan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian,pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
2.3     Teori Evolusi Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori Modern.
A.   Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur atau anatomi organisasi. Teori klasik terbagi menjadi dua cabang yaitu:
a)      Aliran Manajemen Ilmiah (Scientific Manajemen)

Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai konstribusi-konstribusi :


Frederick W. Taylor  ( 1856-1915 )
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitr tahun 1900 an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut “bapak manajemen ilmiah”. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda :
·          Manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah meode studi,analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
·          Manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme – mekanisme atau teknik – teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu: Shop Management, The Principle of Scientific Management,dan Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Taylor memberikan prinsip – prinsip dasar dalam penerapan pendekatan pada manajemen, sebagai berikut:
·          Pengembangan metoda-metoda imiah dalam manajemen agar sebagai contoh metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
·          Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan taggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
·           Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
·           Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972).
Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama untuk menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul “The Psychology of Management”.
 Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan, yaitu :
·          Saling menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
·           Seleksi kerjasama ilmiah tenaga kerja
·          Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
·          Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi kerja yang terperinci.

Harrington Emerson (1853-1931)
Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
·          Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
·          Adanya staf yang cakap.
·          Disiplin.
·          Balas jasa yang adil.
·          Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
·          Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
·          Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
·          Kondisi yang distandardisasi.
·           Operasi yang distandarisasi.
·          Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
·          Balas jasa efisiensi-rencana intensif.



b) Teori Manajemen Administratif (Classical Organization Theory)
Henry Fayol (1841-1925)
Teori manajemen administratif atau organisasi klasik (Classical Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925). Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang kompleks. Menurut Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas prinsip dan keterampilan dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
a)    Pembagian kerja (division of work)
b)    Otoritas atau wewenang (authority and responnsibe)
c)    Disiplin (dicipline)
d)    Kesatuan perintah (unity of command)
e)    Kesatuan arah (unity of direction)
f)     Mengemudiankan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum (subordination of individual interes to generale interest)
g)    Balas jasa atau imbalan (renumeration)
h)   Sentalisasi (sentralization)
i)     Hirarki/garis wewenang (scalar chain)
j)      Tertib (order)
k)    Keadilan (equty)
l)     Stabilitas staf organisasi (stability tonure of personel)
m)  Inisiatif (initiative)
n)   Semangat korps (espirit the corps)

 Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehantan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami kegagalan adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824.
 Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya pada operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour), yang mempunyai beberap keunggulan, yaitu :
·          Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
·          banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
·           Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
·          Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

B.               Teori Manajemen Hubungan Manusia atau aliran perilaku (Neo-klasik)
Teori ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
  1. Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
  2.  Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
  3. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip)
Ada beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi Klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi, yaitu :
Hugo Munsterberg ( 1863-1916)
Hugo Munsterberg  pencetus psikologi industri sehingga Hugo Munsterberg disebut bapak “psikologi industri”. Dalam bukunya Psikology and Industial Effisiensy, ia menguraikan tentang peralatan psikologi untuk mencapai tujuan.
Elton Mayo (1880-1949)
Dia mengemukakan bahwa, Hubungan manusia sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara seorang menejer berinteraksi kepada bawahan-bawahannya. Itu bertujuan untuk menciptakan hubungan kemanusian yang baik.
Dari yang di atas kita dapat melihat banyak tokoh lain yang berperan dalam aliran perilaku organisasi yaitu :
  1. Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y atau menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan..
  2. Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua factor.
  3. Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  4. Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
  5. Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
  6. Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
  7. Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
  8. Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.


C.               Teori Modern
Manajemen modern adalah adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen.
1.         Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan adanya suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. dengan demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dan bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.
2.         Pendekatan Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal tersebut tidak pasti akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal tersebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi. dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila terdapat kondisi-kondisi yang berbeda maka akan digunakan sebuah rencana yang berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah paper tahun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation (Hukum Keadaaan).
Karateristik-karakteristik situasional disebut sebagai kontijensi-kontijensi (contingency), memahami kontijensi atau situasional akan lebih memudahkan seorang manajer untuk mengetahui seorang manajer dalam serangkaian situasi mana yang mendikte tindakan-tindakan manajemen. Yang termasuk dalam kontijensi yaitu:
  1. Berbagai situasi dalam lingkungan eksternal organisasi
  2. Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal organisasi
  3. Nilai-nila, sasaran-sasaran, keahlian-keahlian, dan sikap-sikap dari pada manajer dan pekerja dalam organisasi
  4. Jenis-jenis tugas, sumber daya, dan teknologi yang di manfaatkan oleh organisasi.









BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
          Setiap ahli memiliki pandangan yang berbeda, sama halnya dalam pemberian pendapat dalam definisi manajemen, namun secara umum manajamen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Dengan kaitannya di bidang pendidikan manajemen dapat diartiakan bahwa dalam suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakkukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
            Evolusi teori manajemen berkembang secara klasik dan ilmiah. Teori Klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari pendekatan lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi. Demikian pula Pendekatan Hubungan Manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.






3.2 Referensi
Thomas, sateman, Scott, Asnell,Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi Dalam Dunia Kompetetif, ed.7, Jakarta: PT Salemba,2008.
Bedjo,  Siswanto, Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT Sinar Baru, 1990



IntanRiian Shop: MANAJEMENUMUMPENGORGANISASIANKELOMPOK II1.       MASWADI

2.       NUANSA KUMINTHA
3.       AYU SILVIA
4.       DEWI MAULINA
5.       NURHUSNA

unimal-logo.gif
DOSEN PENGASUH :
SAPNA BIBY, SE, M.Si
NIP:197809152006042002

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

TA. 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat, dan berkat Rahmat dan karunia-Nya pulala makahalah yang berjudul “Pengorganisasian” ini apat terselesaikan.
Karena pada kesempatan ini sudah sepantasnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
-          Ibu Sapna Biby,SE, M.Si selaku Dosen pembimbing mata pelajaran Manajemen Umum
-          Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan material dan moril serta Do’a Do’a sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
-          Kepada teman-teman seperjuangan atas segala bantuan dan dukungan.
Semoga atas petunjuk dan bimbingan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya baik itu untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang, semoga Tuhan yang maha Esa memberikan imbalan sesuai dengan amal baik yang diberikan kepada kami, Amin.



Lhokseumawe,9 Maret 2015


Kelompok II


Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………….……………………….…                        i
Daftar Isi ………………………………...…………………………             ii
BAB  I PENDAHULUAN …………………………………………                       1
1.1 Latar Belakang..................................................................            1
1.2 Tujuan ...............................................................................           2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................         3
            2.1 Awal Pemikiran Manajemen ..............................................          3
            2.2 Pengertian Manajemen .......................................................          4
            2.3 Teori Evolusi Manajemen ...................................................         5
                        A. Teori Klasik................................................................        5
                        B. Teori Hubungan Manusia atau Aliran Perilaku ..........       10
                        C. Teori Modern .............................................................       12
BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan ..........................................................................        14
            3.2 Referensi ...............................................................................       15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana cara mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat oleh mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Pengorganisasian bukan hanya masalah penetapan struktur organisasi kemudian engisi setiap kotak struktur dengan uraian tugas (job descriptions) dan kemudian mencari orang yang sesuai dengan job description-nya (staffing). Tetapi lebih dari itu, pengorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan. Peninjauan kembali struktur organisasi, job description, dan staffing-nya juga merupakan rangkaian kegiatan pengorganisasian.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.



1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengorganisasian di dalam sebuah organisasi
  2. Bagaimana prinsip organisasi?
  3. Bagaimana desain organisasi ?
  4. Bagaimana struktur pengorganisasian ?
  5. Bagaimana departementasi dalam sebuah organisasi?

1.3 Tujuan
  1. Untuk memenuhi tugas manajemen umum
  2. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi khususnya pengorganisasian.
  3. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan
.           Hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
  1. Pengorganisasi
  2. Prinsip organisasi
  3. Desain organisasi
  4. Struktur organisasi
  5. Departementasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Pengorganisasian
          Kata organisasi mempunyai 2 pengertian umum. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.Yang kedua Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota.
            Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
  1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
  2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
  3. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
  4. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
            Pengorganisasian meliputi juga pengertian tentang pengelompokan jenis-jenis pekerjaan yang sama kedalam satu koordinasi pekerjaan yang sama. Pada setiap kelompok pekerjaan yang sama dibuat simpul pekerjaan dengan satu fungsi pekerjaan yang sama dan kemudian meletakkan satu orang anggota organisasi untuk melaksanakan tugas pekerjaan itu.
            Pengorganisasian juga meliputi kegiatan pembagian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga pekerjaan dalam organisasi menjadi merata, tidak ada anggota organisasi yang terlalu banyak pekerjaan, sebaliknya terdapat anggota organisasi yang terlalu banyak menganggur.
2.2 Prinsip Pengorganisasian
            Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1.      Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2.      Esensi organisasi           
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan dari seseorang
kepada oranglain. Individu yang menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang tanggung jawab.
3.      Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4.      Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.
5.      Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1.      Prinsip pembagian kerja
2.      Prinsip satu arah
3.      Prinsip sentralisasi
4.      Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5.      Prinsip rantai komando

2.2 Desain Organisasi
            Ada empat langkah dasar dalam sebuah organisasi dalam membuat keputusan dalam pengorganisasian, termasuk dalam kegiatan-kegiatan membentuk organisasi baru, memperbaiki organisasi yang sudah ada, atau mengganti sistem yang sudah ada.
            Empat langkah dasar dalam membuat keputusan pengorganisasian adalah :
  1. Pembagian kerja. Pembagian kerja adalah membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu dan kelompok dengan penuh rasa tanggung jawab. Tidak ada pekerjaan yang tidak bisa berbagi sehingga terlalu berat dan akhirya tidak mungkin dikerjakan. Seleuruh pekerjaan harus terbagi habis menjadi banyak tugas yang dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan kemampuan anggota orgnisasi.
  2. Departementasi. Menggabungkan beberapa tugas secara logis sehingga diperolrh keberhasilan pencapaian tugas (efektif) dan efesien. Pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama disebut departementasi.
  3. Hierarki organisasi. Menetapkan siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laopran disampaikan. Hubungan di dalam organisasi semacam itu sering disebut hierarki organisasi. Hubungan ini keatas dan kebawah, dalam arti penentuan siapa atasan dan siapa bawahan diperlukan untuk meminta pertanggung jawaban
  4. Koordinasi. Koordinasi adalah mekanisme yang menyatukan kegiatan departemen menjadi satu kesatuan dan pemantauan keefektifan integrasi tersebut.koordinasi diperlukan untuk menghilangkan rasa menang atau benar sendiri dalam satu departemen.demikian juga berguna untuk menyelaraskan pencapaian tugas lintas departemen.





2.3 Struktur Organisasi
            Pembahasan struktur organisasi tidak dapat dilepaskan dari peran pakar manajemen Henry G. Hodges, Henry G. Hodges (1989) mengemukakan empat bentuk organisasi.
  1. Piramid
  2. Vertikal
  3. Horizontal
  4. Lingkaran, jarang digunakan.

1. Struktur Organisasi Piramid
            Bentuk struktur orgnisasi piramid yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. Banyak organisasi sederhana, mulai panitia peringatan tujuh belas Agustus sampai kepanitiaan ad-hoc diparlemen (DPR/D) menggunakan bentuk seperti ini. Struktur piramid ini mengerucut keatas hingga membentuk piramida. Masing-masing kotak di atak mempunyai anggota kotak di bawahnya sebagai bahwa kotak diatasnya mempunyai wewenang untuk memberi perintah dan meminta laporan dari kotak dibawahnya.
2. Struktur Organisasi Vertikal
            Bentuk struktur organisasi yang lain adalah bentuk vertikal, bentuknya mirip dengan piramid dengan bentuk struktur yang kebawah. Bentuk vertikal ini agak jarang dipakai
3. Struktur Organisasi Horizontal
            Bentuk struktur organisasi horizontal seperti bentuk struktur organisasi vertikal, namun menyamping. Aliran wewenang bergerak dari kiri ke kanan. Bentuk struktur organisasi horizontal ini jarang digunakan apalagi untuk organisasi kecil dan sederhana.
            Efesiensi dliran pekerjaan dalam organisasi tergantung pada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang ada dalam sebuah organisasi. Oleh karenanya, pembagian kerja dan kombinasi tugas seharusnya tergambar dalam struktur organisasi dengan baik dan benar.
2.4 Departementasi
          Departementasi adalah tindakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi dengan tujuan kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
            Beberapa bentuk departementasi adalah berdasar sebagai berikut:
  1.  Fungsi, pemasaran, akuntansi, produksi atau keuangan
  2. Produk atau jasa, divisi mesin cuci,lemari es, televisi atau radio
  3. Wilayah, berdasarkan provinsi atau regional
  4. Langganan, pedagang eceran, industri, pemerintah, militer
  5. Proses atau peralatan, pemotongan, perakitan, packing dan finishing
  6. Waktu, shift pertama, kedua dst.
  7. Pelayanan, kelas bisnis, ekonomi, dll.
  8. Alpha-numericall : pelayanan nomer telepon 0-999 berada dalam 1 departemen, 1000-1999 berada dalam departemen lainnya
  9. Proyek dan matrix, digunakan dalam perusahaan konstruksi, dan perushaan konsultan.




1. Departementasi Fungsional
            Departementasi Fungsional adalah mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama dalam kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu kesatuan unit kerja, seperti personalia, penjualan dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, sistem komputer, dan lain-lain. Departementasi fungsional adalah bentuk pembagian tugas dan dan kerja yang umum.
            Pada departementasi fungsional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu:
1.Kebaikan
·         Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
·         Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
·         Memusatkan keahlian organisasi
·         Memungkinkan pengawasan managemen puncak
·         Tugasnya jelas
·         Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
·         Hanya membutuhkan manager saja yang harus berwawasan luas
·         Mudah dijelaskan pada anggota jika ada persoalan
2.Kelemahan
·         Menciptakan konflik antar fungsi
·         Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
·         Umpan balik yang lambat
·         Memusatkan pada kepentingan tugasnya
·         Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif:
·         Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
·         Komunikasi antar area tidak lancar jika ada problem
·         Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hirarki

2. Departementasi Divisional
            Departementasi divisional, organisasi divisional dapat dibentuk berdasarkan pengelompokan produk, wilayah geografis, pelanggan atau proses, dan mesin-peralatan. Peenrapan pendekatan divisional akan dapat menutupi kelemahan pendekatan fungsional.
            Tanggng jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seseorang bawahan menerima wewenang menejer dalam proses pendelegasian tugas atau fungsi tertentu. Sedangkan akuntabilitas (accountability) adalah faktor diluar individu dan perasaan pribadi karyawan atas pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya untuk selalu dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
            Semakin tinggi jenjang atau hierarki seseorang semakin luas cakupan wewenang dan kekuasaannya tanpa terikat oleh peraturan dan batasan, sebaliknya ke bawah – karyawan – semakin terikat untuk memnuhi peraturan dan batasan.





                                                                                                                

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.      Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaanyang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
2.      Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1.      Organisasi dan tujuan
2.      Esensi organisasi
3.      Tanggung jawab dan otoritas
4.      Spesialisasi untuk efisiensi
5.      Rentang kendali
3.      Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah sedangkan menurut Hani Handoko pengorganisasian terdiri atas tiga langkah.
4.      Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
5.             Departementasi adalah penggabungan tanggung jawab yang tujuan atau fungsinya sama.

3.1 Referensi
 (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I).
(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus UmumBahasaIndonesia)
Sentot Imam Wahjono, Manajemen tata kelola organisasi bisnis:PT indeks, jakarta 2008
http//www.manajemen.web.id/2011/08/pengertian-pengotganisasian
http://repastrepost.blogspot.com/2013/11/pengorganisasian-dalam-manajemen.