Sabtu, 02 Mei 2015

Teori Evolusi Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu manajemen dan isi pembahasan di dalamnya pasti ada yang namanya evolusi teori manajemen beserta tokoh-tokoh yang mencetuskan pendeketan tersebut, jadi dalam hal ini kita perlu mengetahui dan mempelajari perkembangan teori manajemen.
Oleh karena itu makalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi (Neo Klasik) dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Pembahasan dan perkembangan teori-teori manajemen sangat dibutuhkan untuk memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Karena itu, sebelum mengetahui manajemen alangkah baiknya kita perlu mengkaji ulang teori evolusi manajemen yang ada.




1.2 Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas manajemen umum
2.      Menjelaskan teori manajemen klasik menurut beberapa ahli
3.      Menjelaskan teori manajemen manusiawi (Neoklasik) menurut beberapa ahli
4.      Menjelaskan teori manajemen modern menurut beberapa ahli
5.      Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan manajemen dengan nyata baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Awal Pemikiran Manajemen
          Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:
(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." 
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
2.2     Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata menus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi katamanager yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan kata benda management danmanger untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manajemen diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Beberapa ahli, berbeda pandangan mengenai pengertian manajemen, di antaranya :
a.       John D. Millet (1954)
Membatasi manajemen sebagai suatu proses pengarahan, dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b.   A. Sanusi
Manajemen adalah merupakan suatu sisitem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional.
c.     Paul Hersay & Kenneth H Blanchard (1998 : 144)
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
d.      Sudjana (2007 :77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapaa orang yang dalam organisasi dan diberi untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengacu pada batasan manajemen yang telah dideskripsikan di atas dan terlepas dari sudut mana para ahli memberikan batasan, maka manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Istilah manajemen dalam kaitannya dengan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian,pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
2.3     Teori Evolusi Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori Modern.
A.   Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur atau anatomi organisasi. Teori klasik terbagi menjadi dua cabang yaitu:
a)      Aliran Manajemen Ilmiah (Scientific Manajemen)

Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai konstribusi-konstribusi :


Frederick W. Taylor  ( 1856-1915 )
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitr tahun 1900 an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut “bapak manajemen ilmiah”. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda :
·          Manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah meode studi,analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
·          Manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme – mekanisme atau teknik – teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu: Shop Management, The Principle of Scientific Management,dan Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Taylor memberikan prinsip – prinsip dasar dalam penerapan pendekatan pada manajemen, sebagai berikut:
·          Pengembangan metoda-metoda imiah dalam manajemen agar sebagai contoh metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
·          Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan taggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
·           Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
·           Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972).
Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama untuk menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul “The Psychology of Management”.
 Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan, yaitu :
·          Saling menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
·           Seleksi kerjasama ilmiah tenaga kerja
·          Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
·          Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi kerja yang terperinci.

Harrington Emerson (1853-1931)
Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
·          Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
·          Adanya staf yang cakap.
·          Disiplin.
·          Balas jasa yang adil.
·          Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
·          Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
·          Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
·          Kondisi yang distandardisasi.
·           Operasi yang distandarisasi.
·          Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
·          Balas jasa efisiensi-rencana intensif.



b) Teori Manajemen Administratif (Classical Organization Theory)
Henry Fayol (1841-1925)
Teori manajemen administratif atau organisasi klasik (Classical Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925). Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang kompleks. Menurut Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas prinsip dan keterampilan dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
a)    Pembagian kerja (division of work)
b)    Otoritas atau wewenang (authority and responnsibe)
c)    Disiplin (dicipline)
d)    Kesatuan perintah (unity of command)
e)    Kesatuan arah (unity of direction)
f)     Mengemudiankan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum (subordination of individual interes to generale interest)
g)    Balas jasa atau imbalan (renumeration)
h)   Sentalisasi (sentralization)
i)     Hirarki/garis wewenang (scalar chain)
j)      Tertib (order)
k)    Keadilan (equty)
l)     Stabilitas staf organisasi (stability tonure of personel)
m)  Inisiatif (initiative)
n)   Semangat korps (espirit the corps)

 Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehantan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami kegagalan adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824.
 Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya pada operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour), yang mempunyai beberap keunggulan, yaitu :
·          Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
·          banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
·           Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
·          Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

B.               Teori Manajemen Hubungan Manusia atau aliran perilaku (Neo-klasik)
Teori ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
  1. Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
  2.  Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
  3. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip)
Ada beberapa ahli yang mencoba melengkapi teori organisasi Klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi, yaitu :
Hugo Munsterberg ( 1863-1916)
Hugo Munsterberg  pencetus psikologi industri sehingga Hugo Munsterberg disebut bapak “psikologi industri”. Dalam bukunya Psikology and Industial Effisiensy, ia menguraikan tentang peralatan psikologi untuk mencapai tujuan.
Elton Mayo (1880-1949)
Dia mengemukakan bahwa, Hubungan manusia sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara seorang menejer berinteraksi kepada bawahan-bawahannya. Itu bertujuan untuk menciptakan hubungan kemanusian yang baik.
Dari yang di atas kita dapat melihat banyak tokoh lain yang berperan dalam aliran perilaku organisasi yaitu :
  1. Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y atau menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan..
  2. Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua factor.
  3. Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  4. Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
  5. Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
  6. Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
  7. Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
  8. Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.


C.               Teori Modern
Manajemen modern adalah adalah manajemen yang pada periodenya ditandai dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori maupun aliran manajemen.
1.         Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan adanya suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. dengan demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dan bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.
2.         Pendekatan Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal tersebut tidak pasti akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal tersebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi. dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila terdapat kondisi-kondisi yang berbeda maka akan digunakan sebuah rencana yang berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah paper tahun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation (Hukum Keadaaan).
Karateristik-karakteristik situasional disebut sebagai kontijensi-kontijensi (contingency), memahami kontijensi atau situasional akan lebih memudahkan seorang manajer untuk mengetahui seorang manajer dalam serangkaian situasi mana yang mendikte tindakan-tindakan manajemen. Yang termasuk dalam kontijensi yaitu:
  1. Berbagai situasi dalam lingkungan eksternal organisasi
  2. Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal organisasi
  3. Nilai-nila, sasaran-sasaran, keahlian-keahlian, dan sikap-sikap dari pada manajer dan pekerja dalam organisasi
  4. Jenis-jenis tugas, sumber daya, dan teknologi yang di manfaatkan oleh organisasi.









BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
          Setiap ahli memiliki pandangan yang berbeda, sama halnya dalam pemberian pendapat dalam definisi manajemen, namun secara umum manajamen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Dengan kaitannya di bidang pendidikan manajemen dapat diartiakan bahwa dalam suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakkukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
            Evolusi teori manajemen berkembang secara klasik dan ilmiah. Teori Klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari pendekatan lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi. Demikian pula Pendekatan Hubungan Manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.






3.2 Referensi
Thomas, sateman, Scott, Asnell,Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi Dalam Dunia Kompetetif, ed.7, Jakarta: PT Salemba,2008.
Bedjo,  Siswanto, Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT Sinar Baru, 1990



Tidak ada komentar:

Posting Komentar