MANAJEMEN
UMUM
PENGORGANISASIAN
KELOMPOK II
1.
MASWADI
2.
NUANSA
KUMINTHA
3.
AYU
SILVIA
4.
DEWI
MAULINA
5.
NURHUSNA
DOSEN PENGASUH :
SAPNA BIBY, SE, M.Si
NIP:197809152006042002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
TA. 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas
hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di
alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat, dan berkat Rahmat dan karunia-Nya pulala makahalah yang berjudul
“Pengorganisasian” ini apat terselesaikan.
Karena pada kesempatan ini sudah
sepantasnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
-
Ibu Sapna Biby,SE, M.Si selaku Dosen pembimbing
mata pelajaran Manajemen Umum
-
Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan
material dan moril serta Do’a Do’a sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik
-
Kepada teman-teman seperjuangan atas segala
bantuan dan dukungan.
Semoga atas petunjuk dan
bimbingan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca
umumnya baik itu untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang, semoga
Tuhan yang maha Esa memberikan imbalan sesuai dengan amal baik yang diberikan
kepada kami, Amin.
Lhokseumawe,9 Maret 2015
Kelompok
II
Daftar Isi
Kata Pengantar ………………………….……………………….… i
Daftar Isi ………………………………...………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………… 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................. 1
1.2 Tujuan
............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
.................................................................... 3
2.1 Awal
Pemikiran Manajemen .............................................. 3
2.2
Pengertian Manajemen ....................................................... 4
2.3 Teori
Evolusi Manajemen ................................................... 5
A.
Teori Klasik................................................................ 5
B.
Teori Hubungan Manusia atau Aliran Perilaku .......... 10
C.
Teori Modern ............................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
.......................................................................... 14
3.2
Referensi
............................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi itu abstrak
( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja dan hidup dari organisasi
namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau menyentuh organisasi. Kita bisa
melihat barang atau merasakan manfaat jasa yang diberikan oleh suatu
organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang bekerja di dalamnya, tetapi jarang
sekali kita mengetahui apa alasan dan motivasi organisasi tersebut menyediakan
barang/jasa itu, atau bagaimana cara mengontrol dan mempengaruhi para
anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat oleh mata banyak orang yang berada di
luar organisasi tersebut.
Pengorganisasian bukan
hanya masalah penetapan struktur organisasi kemudian engisi setiap kotak
struktur dengan uraian tugas (job
descriptions) dan kemudian mencari orang yang sesuai dengan job description-nya (staffing). Tetapi
lebih dari itu, pengorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan.
Peninjauan kembali struktur organisasi, job
description, dan staffing-nya
juga merupakan rangkaian kegiatan pengorganisasian.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa
adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal
tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia
dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang
kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah
sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan
kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang
berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.
Kerakusan yang menjadi
penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu
ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo
oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi
kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus
sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal
inilah yang melatarbelakangi disusunnya makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana pengorganisasian di dalam sebuah organisasi
- Bagaimana prinsip organisasi?
- Bagaimana desain organisasi ?
- Bagaimana struktur pengorganisasian ?
- Bagaimana departementasi dalam sebuah organisasi?
1.3 Tujuan
- Untuk memenuhi tugas manajemen umum
- Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi khususnya pengorganisasian.
- Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
. Hal yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah :
- Pengorganisasi
- Prinsip organisasi
- Desain organisasi
- Struktur organisasi
- Departementasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Pengorganisasian
Kata
organisasi mempunyai 2 pengertian umum. Organisasi adalah susunan dan aturan
dari berbagai-bagai bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.Yang kedua Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota.
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.Yang kedua Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas,
daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur
pergantian anggota.
Istilah
pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
- Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
- Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
- Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
- Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian meliputi juga
pengertian tentang pengelompokan jenis-jenis pekerjaan yang sama kedalam satu
koordinasi pekerjaan yang sama. Pada setiap kelompok pekerjaan yang sama dibuat
simpul pekerjaan dengan satu fungsi pekerjaan yang sama dan kemudian meletakkan
satu orang anggota organisasi untuk melaksanakan tugas pekerjaan itu.
Pengorganisasian juga meliputi
kegiatan pembagian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga pekerjaan
dalam organisasi menjadi merata, tidak ada anggota organisasi yang terlalu
banyak pekerjaan, sebaliknya terdapat anggota organisasi yang terlalu banyak
menganggur.
2.2
Prinsip Pengorganisasian
Prinsip adalah suatu pernyataan dan
suatu kebenaran yang pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan
tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama
dengan undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam
tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah
fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang
berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan
aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip
organisasi adalah :
1. Organisasi
dan tujuan
Organisasi dibentuk
atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2. Esensi
organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan
selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan dari seseorang
kepada oranglain.
Individu yang menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga
bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima
dan memegang tanggung jawab.
3. Tanggung
jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang
diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu
yang diperlukan guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4. Spesialisasi
untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian sehingga
mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam masing-masing bagian
tersebut.
5. Rentang
kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi
tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu terhadap
jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah
prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip
tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang
saling berkaitan. 5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip
pembagian kerja
2. Prinsip
satu arah
3. Prinsip
sentralisasi
4. Prinsip
otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip
rantai komando
2.2 Desain Organisasi
Ada empat
langkah dasar dalam sebuah organisasi dalam membuat keputusan dalam
pengorganisasian, termasuk dalam kegiatan-kegiatan membentuk organisasi baru,
memperbaiki organisasi yang sudah ada, atau mengganti sistem yang sudah ada.
Empat
langkah dasar dalam membuat keputusan pengorganisasian adalah :
- Pembagian kerja. Pembagian kerja adalah membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu dan kelompok dengan penuh rasa tanggung jawab. Tidak ada pekerjaan yang tidak bisa berbagi sehingga terlalu berat dan akhirya tidak mungkin dikerjakan. Seleuruh pekerjaan harus terbagi habis menjadi banyak tugas yang dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan kemampuan anggota orgnisasi.
- Departementasi. Menggabungkan beberapa tugas secara logis sehingga diperolrh keberhasilan pencapaian tugas (efektif) dan efesien. Pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama disebut departementasi.
- Hierarki organisasi. Menetapkan siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laopran disampaikan. Hubungan di dalam organisasi semacam itu sering disebut hierarki organisasi. Hubungan ini keatas dan kebawah, dalam arti penentuan siapa atasan dan siapa bawahan diperlukan untuk meminta pertanggung jawaban
- Koordinasi. Koordinasi adalah mekanisme yang menyatukan kegiatan departemen menjadi satu kesatuan dan pemantauan keefektifan integrasi tersebut.koordinasi diperlukan untuk menghilangkan rasa menang atau benar sendiri dalam satu departemen.demikian juga berguna untuk menyelaraskan pencapaian tugas lintas departemen.
2.3 Struktur Organisasi
Pembahasan
struktur organisasi tidak dapat dilepaskan dari peran pakar manajemen Henry G. Hodges, Henry G. Hodges (1989)
mengemukakan empat bentuk organisasi.
- Piramid
- Vertikal
- Horizontal
- Lingkaran, jarang digunakan.
1. Struktur Organisasi Piramid
Bentuk
struktur orgnisasi piramid yang paling banyak digunakan, karena sederhana,
jelas dan mudah dimengerti. Banyak organisasi sederhana, mulai panitia
peringatan tujuh belas Agustus sampai kepanitiaan ad-hoc diparlemen (DPR/D) menggunakan bentuk seperti ini. Struktur
piramid ini mengerucut keatas hingga membentuk piramida. Masing-masing kotak di
atak mempunyai anggota kotak di bawahnya sebagai bahwa kotak diatasnya
mempunyai wewenang untuk memberi perintah dan meminta laporan dari kotak
dibawahnya.
2. Struktur Organisasi Vertikal
Bentuk
struktur organisasi yang lain adalah bentuk vertikal, bentuknya mirip dengan
piramid dengan bentuk struktur yang kebawah. Bentuk vertikal ini agak jarang
dipakai
3. Struktur Organisasi Horizontal
Bentuk
struktur organisasi horizontal seperti bentuk struktur organisasi vertikal,
namun menyamping. Aliran wewenang bergerak dari kiri ke kanan. Bentuk struktur
organisasi horizontal ini jarang digunakan apalagi untuk organisasi kecil dan
sederhana.
Efesiensi
dliran pekerjaan dalam organisasi tergantung pada keberhasilan integrasi
satuan-satuan yang ada dalam sebuah organisasi. Oleh karenanya, pembagian kerja
dan kombinasi tugas seharusnya tergambar dalam struktur organisasi dengan baik
dan benar.
2.4 Departementasi
Departementasi
adalah tindakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi dengan
tujuan kegiatan-kegiatan sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan
bersama.
Beberapa
bentuk departementasi adalah berdasar sebagai berikut:
- Fungsi, pemasaran, akuntansi, produksi atau keuangan
- Produk atau jasa, divisi mesin cuci,lemari es, televisi atau radio
- Wilayah, berdasarkan provinsi atau regional
- Langganan, pedagang eceran, industri, pemerintah, militer
- Proses atau peralatan, pemotongan, perakitan, packing dan finishing
- Waktu, shift pertama, kedua dst.
- Pelayanan, kelas bisnis, ekonomi, dll.
- Alpha-numericall : pelayanan nomer telepon 0-999 berada dalam 1 departemen, 1000-1999 berada dalam departemen lainnya
- Proyek dan matrix, digunakan dalam perusahaan konstruksi, dan perushaan konsultan.
1. Departementasi
Fungsional
Departementasi
Fungsional adalah mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama dalam
kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu kesatuan unit kerja, seperti
personalia, penjualan dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, sistem komputer,
dan lain-lain. Departementasi fungsional adalah bentuk pembagian tugas dan dan
kerja yang umum.
Pada
departementasi fungsional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu:
1.Kebaikan
· Pendekatan
ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
· Menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi
· Memusatkan
keahlian organisasi
· Memungkinkan
pengawasan managemen puncak
· Tugasnya
jelas
· Pengetahuan
yang dibutuhkan tidak banyak
· Hanya
membutuhkan manager saja yang harus berwawasan luas
· Mudah
dijelaskan pada anggota jika ada persoalan
2.Kelemahan
· Menciptakan
konflik antar fungsi
· Adanya
kemacetan pelaksanaan tugas
· Umpan
balik yang lambat
· Memusatkan
pada kepentingan tugasnya
· Para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif:
· Kejenuhan
akibat monotonnya aktivitas
· Komunikasi
antar area tidak lancar jika ada problem
· Individu
dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hirarki
2. Departementasi
Divisional
Departementasi
divisional, organisasi divisional dapat dibentuk berdasarkan
pengelompokan produk, wilayah geografis, pelanggan atau proses, dan
mesin-peralatan. Peenrapan pendekatan divisional akan dapat menutupi kelemahan
pendekatan fungsional.
Tanggng
jawab (responsibility) adalah
kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seseorang bawahan menerima
wewenang menejer dalam proses pendelegasian tugas atau fungsi tertentu. Sedangkan
akuntabilitas (accountability) adalah
faktor diluar individu dan perasaan pribadi karyawan atas pekerjaan yang
dilimpahkan kepadanya untuk selalu dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
Semakin
tinggi jenjang atau hierarki seseorang semakin luas cakupan wewenang dan
kekuasaannya tanpa terikat oleh peraturan dan batasan, sebaliknya ke bawah –
karyawan – semakin terikat untuk memnuhi peraturan dan batasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Pengorganisasian
(organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh
anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di
antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaanyang wajar
sehingga mereka bekerja secara efisien.
2. Prinsip-prinsip
organisasi adalah :
1. Organisasi
dan tujuan
2. Esensi
organisasi
3. Tanggung
jawab dan otoritas
4. Spesialisasi
untuk efisiensi
5. Rentang
kendali
3. Menurut
Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri
dari lima langkah sedangkan menurut Hani Handoko pengorganisasian
terdiri atas tiga langkah.
4. Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
5. Departementasi adalah penggabungan tanggung jawab yang
tujuan atau fungsinya sama.
3.1 Referensi
(Janu Murdiyamoko
dan Citra Handayani, Sosiologi untuk SMU Kelas I).
(W.J.S. Poerwadarminta, Kamus
UmumBahasaIndonesia)
Sentot Imam Wahjono,
Manajemen tata kelola organisasi bisnis:PT indeks, jakarta 2008
http//www.manajemen.web.id/2011/08/pengertian-pengotganisasian
http://repastrepost.blogspot.com/2013/11/pengorganisasian-dalam-manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar